masa runtuhnya wilayah Gunung Kidul

Sebelum membaca post ini, sebaiknya membaca posting saya sebelumnya, Jika membaca posting saya tentang “tembang itu ternyata sebuah mantra” pasti akan bertanya kepada saya kapan itu terjadi? Pada mulanya daerah Gunungkidul yang disakralkan sebagai tempat pemujaan terhadap sang Hyang Tunggal, dengan fakta banyaknya ditemukan situs kepurbakalaan, selain itu Gunungkidul memiliki hubungan dengan situs candi Ratu Boko. Ketika Seorang raja wafat(tapi tidak mukhsa) jenazahnya tidak bisa dibakar sembarang tempat karena Raja adalah sebagai titisan dewa, maka pada saat itu jenazah diperabukan di Ratu Boko(itu sebabnya candi tersebut dinamakan ratu boko, raja alam baka/kematian). Sedangkan hubungannya dengan candi tersebut, disebutkan Gunungkidul memiliki sebuah sumber mata air yang disucikan dengan demikian lengkaplah bahwa fungsi candi Ratu Boko sebagai tempat perabuan. Ketika kompleks percandian di gunungkidul ini semakin tidak tertata(dalam arti tidak tertata nya pada masa lalu berbeda dengan tidak tertatanya pada masa sekarang), maka diakhirilah keberadaan Gunungkidul dalam fungsinya sebagai daerah pemangku kesakralan tersebut, dengan diiringi mantra pring reketeg gunung ganping ambrol-bambu bergemeretak seiring terguncangdan runtuhnya gunung kapur. Dengan runtuhnya gunung kapur(Gunung Kidul) maka mengeringlah sumber air suci tersebut, dengan demikian tempat pembakaran jenazah tidak mendapatkan air untuk mensucikan jenazah para raja yang wafat. Perlu dicatat bahwa tidak sembarang tempat bisa dipergunakan sebagai tempat pembakaran jenazah raja. Kapan? Dari sumber bacaan yang saya dapatkan, yaitu serat Dharmagandul, diceritakan bahwa Sabdapalon menyebutkan bahwa tempat pembakaran jenazah yang dibangun oleh Sri Aji Jayabaya di daerah kekuasaan Kedhiri, dengan sumber airnya dari daerah batu. Dan data ini dibenarkan oleh sumber data. Dengan demikian saya berani menarik kesimpulan : Pada saat pemerintahan Sri Aji Jayabaya, beliau sempat mengunjungi wilayah Gunungkidul dan tidak berkenan hatinya tentang kesemrawutan kompleks percandian di Gunungkidul, tempat yang harusnya berdiri sesuai kaidahnya semakin jauh tidak karuan, dengan bantuan para agamawan pada masa itu maka secara spiritual dirobohkanlah bangunan percandian setelah robohnya kompleks ini, Gunungkidul menjadi tempat yang ditinggalkan, tak terurus dan menjadi hutan lebat dan angker. Sementara itu untuk menggantikan keberadaan candi Ratu Boko maka dibangunlah sebuah tempat pembakaran jenazah di daerah Kediri dan itu berlaku sampai masa berakhirnya masa kejayaan berakhir (bergantinya hindu ke islam).

5 comments

    1. terimakasih atas masukannya, saya mengerti perasaan Mas Andre karena hal ini tidak mudah untuk Anda mengerti (mungkin yang lainnya juga). Dengan reaksi Mas Andre semoga bisa memicu Mas Andre menulis dan menyajikan data lebih baik… ditunggu loh ya…. (barangkali saya bisa bereaksi yang sama hehehehe)

  1. Jelas2 KITA adalah NEGARA JAJAHAN, PERANG KALAH TERUS.. tapi ngakunya memiliki sejarah para raja yang sakti mandraguna… BEUH.. DOBOOLLLL.. MAna bUKTINYA???

    1. terimakasih atas masukannya, saya mengerti perasaan Mas Andre karena hal ini tidak mudah untuk Anda mengerti (mungkin yang lainnya juga). Dengan reaksi Mas Andre semoga bisa memicu Mas Andre menulis dan menyajikan data lebih baik… ditunggu loh ya…. (barangkali saya bisa bereaksi yang sama hehehehe)

  2. terimakasih atas masukannya, saya mengerti perasaan Mas Andre karena hal ini tidak mudah untuk Anda mengerti (mungkin yang lainnya juga). Dengan reaksi Mas Andre semoga bisa memicu Mas Andre menulis dan menyajikan data lebih baik… ditunggu loh ya…. (barangkali saya bisa bereaksi yang sama hehehehe)

Leave a comment